Menurut Andri, " seharusnya pihak sekolah mempertimbangkan rencana Studi Tour tersebut, terlebih untuk rencana acara itu dipungut biaya sebesar Rp 1,5 juta lebih dan kasihan orang tua murid , harus banting tulang menyiapkan anggaran tersebut, belum lagi harus memikirkan biaya lainnya ", kata Andri, yang aktif sebagai ketua umum salah satu organisasi kemasyarakatan.
Andri pun menyesalkan sikap pihak sekolah yang terkesan memaksa meminta pungutan biaya Studi Tour ke daerah kepada orang tua murid.
" Kalau tidak salah Kepala Dinas Pendidikan Kota Tangerang pernah menghimbau, agar SMP di Kota Tangerang tidak mengadakan kegiatan Studi Tour ke luar daerah , terlebih dengan biaya yang cukup mahal, tetapi kenapa masih ada beberapa sekolah yang melaksanakan seperti itu.
" Mirisnya lagi , pihak sekolah terkesan seperti memaksa disaat meminta pungutan biaya Studi Tour tersebut, hal itu saya rasakan sendiri . dengan nada bicara yang kurang bagus, pihak sekolah meminta kepada saya selaku orang tua murid untuk segera melunasi biaya Studi Tour tersebut ", ungkap Andri.
" Saya bukan tidak mau membayar uang Studi Tour anak saya, tapi saya ingin tau surat edarannya dan apakah Studi Tour tersebut sudah di ijinkan oleh dinas pendidikan kota Tangerang ? " tanya Andri.
" Tapi pihak sekolah tidak memberikan surat edaran dan menyebutkan bahwa adanya rencana Studi Tour tersebut sudah ada ijin dari dinas pendidikan Kota Tangerang, karena itulah, saya meminta kepada rekan media untuk konfirmasi kepada dinas pendidikan kota Tangerang ", ujar Andri.
( TIM )