Hasil Pajak Daerah, Sirkulasinya Lebih Banyak Dinikmati Pejabat


Tangerang DUASISINEWS. Secara individual hasil pajak  daerah sirkulasi   lebih banyak dinikmati oleh pejabat publik, Ekskutif  maupun legislatif. Itu bisa dilihat dari pasilitas dan gaya hidup  mereka . Rumah mewah, mobil bagus juga bisa dengan mudah menikmati hiburan  luar daerah  . Indah  dan menyenangkan.


Disisi lain masyarakat ditingkat bawah menjerit meratapi nasibnya. mereka dihadapkan dengan beban kehidupan yang dirasakannya sangat berat. Banyak diantara mereka yang harus banting tulang  peras keringat , berangkat pagi pulang malam , mengais rezeki  agar  bisa bertahan  hidup bukan untuk  menikmati  hidup. 



Dari  hasil penelusuran ada diantara mereka, warga  Kota Tangerang , yang  mengaku setiap hari merasa cemas, gelisah bahkan depresi  memikirkan beban  hidup yang  dirasakannya sangat berat . 


Bayar hutang, bayar kredit, bayar  tagihan  listrik, ongkos  sekolah anak - anak dan biaya kebutuhan pokok lainnya. Pengeluaran banyak pendapatan kecil, besar pasak daripada tiang.


" Setiap malam menjelang tidur , saya selalu merasa gelisah memikirkan hari esok . 

 Apakah anak dan isteri saya masih bisa makan atau atau tidak. Besok  anak dan isteri saya makan dengan apa ?


Saya kerja serabutan, kadang dapat kadang tidak. Kalau gak dapet tepaksa ngutang kewarung atau minjem uang ke tetangga daripada anak dan isteri saya kelaparan. 


" Sekarang aja  hutang saya sama tetangga sudah sangat besar, belum bisa saya bayar ", keluh salah seorang warga Kota Tangerang yang enggan disebutkan namanya, pada Minggu ( 7/12/2025 )


Tidak hanya mengeluh, ia pun mengaku cemburu sosial dengan kehidupan para pejabat. Kerja enak, gaji  besar  dan dapat  berbagai tunjangan  dari negara. 


" Para pejabat mah hidupnya enak, bisa tidur nyenyak,  nyaman , tenang, tidak cemas dan tidak gelisah memikirkan hari esok. Kerja enak,  gaji besar dan dapat berbagai Tunjangan dari negara yang diambil dari hasil pajak masyarakat. Ironisnya banyak diantara mereka yang kurang memiliki rasa empati atau kurang peduli  dengan keluh kesah masyarakat ditingkat bawah. Kalau begini mah  mending  revolusi aja, kaya  kejadian dulu. Biar orang kaya, orang miskin, pejabat dan rakat biasa bisa sama - sama merasakan kegelisahan , kecemasan atau ketakutan  yang sama, jadi adil, kalau  orang kaya atau pejabat takut harta dan kekayaan hilang, hehehe ", ungkapnya sambil tersenyum sinis.


( AWW )